cerpen gebyar bahasa SMAN 68


Qairinasherin Qwine Ferendi
               10 MIA 2
                                 Menjadi Hebat



          Naila adalah adalah siswi baru di SMAN 68 Jakarta. Manusia terbahagia disekolahnya. Mulanya Naila adalah siswi dari SMA Swasta entah berantah di suatu daerah. Naila memutuskan untuk pindah sekolah karena berbagai alasan. SMA 68 juga termasuk SMA terfavorit di Indonesia.
           Matahari menunjukan cahaya nya, burung bersiul seolah gembira dengan kedatangan Sang Fajar. Naila mengawali hari pertama ia bersekolah dengan gembira yaitu dengan pamit kepada orang dan berangkat kesekolah barunya itu dengan gembira.
          “teng...teng..teng..”  suara bel sekolah yang menggema ke seluruh ruangan kelas, tanda upacara bendera telah selesai dan akan dimulainya jam pelajaran. Naila ditempakan di salah satu kelas sebelas dengan program ipa.
           “tok-tok-tok”. Ketukan pintu di salah satu kelas ipa memecahkan gemuruh suara kelas. Biasanya bagi anak-anak ketukan ini bukanlah ketukan biasa melainkan ketukan kematian apalagi bagi murid yang senang mengobrol. Ketukan itu bertanda bahwa guru akan segera datang.
           “ada apa ini, ramai sekali seperti di pasar” nada pelan namun keras berasal dari guru, “ pertama-tama perkenalkan nama saya Ibu Syam yang akan menjadi wali kelas kalian, dan juga perkenalkan siswi baru yang akan ikut belajar di kelas ini” setelah itu naila memperkenalkan dirinya di kelas itu.
           “Hai Naila, perkenalkan aku Susi” semangat Susi ingin segera berteman dengan Naila
            “hai aku Nisa,” balas nisa
             Naila mempunyai kulit cokelat namu bersinar bagai berlia hitam, senyumanya manis semanis gula.
             Naila sangat kagum degan sekolah baruya itu, sekolah itu berlokasi di tempat yang sangat perkotaan, Naila juga kagum dengan cara murid di sekolah berpakaian.
            Setelah perkenalan Naila pun duduk di salah satu kursi kosong.
            “hai Naila, aku Susi ingi berteman denganmu. Oh iya, minggu depan ada upacara bendera dan kelas kita ditunjuk sebagai petugas upacara nya loh..kamu ingin ikut menjadi petugas?, seru loh.. apalagi kamu anak baru, pasti akan langung populer di sekolah.” Ucap Susi dengan logat semangatnya
                “aku ingin ikut berpartisipasi jika boleh..” Balas Naila ragu. Naila ingin ikut menjadi petugas namun Naila ragu karena penampilan nya ala pedesaan. Akhirnya Naila memutuskan untuk mengubah kebiasaan alaminya.
                 Satu minggu sudah berlalu. Hari ini adalah hari Senin tepat jadwal kelas Naila menjadi petugas upacara. Naila bersiap-siap berangkat dengan penuh percaya diri.
                “Ibu.. dimana lipstik ibu?, aku ingin meminjamnya” teriak Naila menggucang isi rumah  
                “Untuk apa?, biasanya kamu tidak pernah pakai lipstik apalagi kamu kan masih sekolah..” kata Ibu. Balasan dari Ibu bukanlah hal yang Naila harapkan. Akhirnya Naila mengambil lipstik Ibu diam-diam dan memakainya. Setelah itu, Naila pamit dan berangkat sekolah dengan penuh percaya diri.
                   Sesampainya Naila di sekolah, ia jalan penuh kegagahan. Lalu ia menuju ke kelas nya.
                 “ Pagi Susi..” sapa Naila lagi-lagi dengan penuh percaya diri.
                 “ pagi Naila..” Sapa balik Susi sembari tersenyum melihat lipstik yang melekat tebal di bibir manisnya itu.
                 “Naila, maaf, tapi lebih baik kamu hapus lipstik di bibir mu itu...karena kita akan menjadi petugas upacara bendera.” Serobot Nisa memotong percakapa Susi da Naila.
                  “iya nih..sebenarnya dari tadi aku ingi bilang seperti itu,” ucap Susi halus karena takut Naila tersinggung dengan perkataan Nisa.
                  “cepat Naila!, aku takut teman-teman banyak yang melihat kamu lalu mengejek karena kamu mmakai lipstik setebal itu” suara lantang Nisa yag menyinggung Naila.
                  Suara keras Nisa tadi terdengar jelas oleh teman-teman sekelasnya yang sedang asik-asik mengobrol di lingkungan kelas. teman sekelas Naila mengerubuni Naila karena penasaran apa yang sedang terjadi saat itu. Naila merasa sangat malu di ejek temannya karena memakai lipstik di sekolah. Akhirnya Naila meuju kamar mandi dan menghapus lipstiknya itu, denga hati yang mendung.
                 “apakah aku salah?” aku sangat ingin berpartisipasi untuk menjadi petugas upacara bendera,” ucap kecil Naila sembari menghapus lipstiknya.
                Lau datanglah Susi yang berniat untuk menghibur Naila dalam kegundahan. Memang betul Naila dan Susi sudah seperti kacamata dan lensa nya, tidak dapat dipisahkan jika sudah menempel, tetapi lensa dapat diganti yang dapat diartikan mereka bukan pasangan.
               “Naila ayo kita kembali ke kelas” nada lembut Susi seakan sedang menghibur anak kecil
              “ Salahku apa, Susi?, aku sangat ingin berpartisipasi menjadi petugas upacara dan memberikan tampila terbaik” Naila terisak-isak walau tidak menjatuhkan sebutir air pun dari mata nya.
               “kamu tidak salah, kamu sangat rajin karena hanya sedikit murid yang ingin ikut berpartisipasi menjadi petugas upacara, murid seperti kamu patut untuk dilestarikan” hibur Susi. Walaupun begitu kata-kata Susi itu menghapus kesedihan Naila seketika.
               “ish, tidak lucu, ah” senyum Naila saat membalas Susi menandakan bahwa ia sudah merasa lebih baik
               Tiba-tiba hujan turun sangat lebat. Dan diumumkan bahwa hari ini tidak dilaksanakannya upacara.
                “untung saja , hujan turun sangat lebat...” tawa geli Naila
                “ lah, bukannya tadi kamu sangat ingin menjadi petugas, kamu berbohong kepada ku?” wajah Susi terlihat marah saat mengatakannya
                “Tidak Susi, Aku tidak berbohong. Hanya saja sebenarna aku tidak tahu cara jalan petugas upacara, ini pertama kalinya untuk ku”
                 “Mengapa kamu tidak berbicara kepadaku, aku aka membantumu” Timpal Susi
                “Sudahlah, nanti jika ada upacra bendera aku tidak ingi ikut karena bukan disini bakatku. Tapi aku sangat ingin membanggakan sekolah”
                 “Kamu dapat membanggakan sekolah dengan memenangkan beberapa kompetisi Bahasa Indonesia, dan lagi aku dengar kamu berbakat di bidang bahasa. Selalu ada cara untuk menuju kebaikan apalagi untuk membaggakan sekolah. Kamu sangat baik” kata Susi dengan bijak
                Kata-kata Susi, Naila lakukan yaitu dengan mengikuti lomba bahasa dan juga memeangkan lomba nya. Naila pun mengharumkan nama sekolah

Komentar

Postingan Populer